Sebait Doa Setiap Hari
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Selesai sudah membaca buku bunda Asma Nadia yang berjudul Catatan Hati di Setiap Doaku, Aku belajar banyak dari buku ini. Didalam buku ini aku menemukan pelajaran tentang pola asuh anak yang diterapkan Bunda Asma Nadia kepada anak-anaknya. Ada rutinitas positif yang diterapkan Bunda Asma Nadia yang bisa kita contoh dan kita terapkan juga dalam keluarga kita nanti (Soon, Insyaa Allah) hehe.
Selesai sudah membaca buku bunda Asma Nadia yang berjudul Catatan Hati di Setiap Doaku, Aku belajar banyak dari buku ini. Didalam buku ini aku menemukan pelajaran tentang pola asuh anak yang diterapkan Bunda Asma Nadia kepada anak-anaknya. Ada rutinitas positif yang diterapkan Bunda Asma Nadia yang bisa kita contoh dan kita terapkan juga dalam keluarga kita nanti (Soon, Insyaa Allah) hehe.
Setiap malam, sebelum tidur, bunda asma mengulas kegiatan anak-anaknya seharian, mereka dibebaskan bertanya apapun. Dan Bunda Asma akan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang membuat mereka penasaran ingin tau. Setelah acara mengulas kegiatan, bunda Asma mengajak anak-anak unyuk mengucapkan doa sebelum tidur, doa untuk orang tua, lalu mengulang beberapa surah Al-Qur’an yang sedang mereka hafalkan. Satu hal juga yang jadi kebiasaan mereka adalah menyebutkan satu doa baru setiap harinya. Contohnya gimana? Misalnya Bunda Asma bertanya kepada adam anaknya ‘Doa baru Adam hari ini apa?’ Lalu Adam menjawab ‘Aku berdoa buat anak-anak yang gak punya mainan, Bunda. Supaya mereka mudah-mudahan dapat mainan’ atau doa si Sulung Salsa ‘Aku berdoa semoga hubunganku dengan Bunda lebiiiiihhhhh erattttt lagi’.
Ah, manis sekali bukan? Apa yang diterapkan Bunda Asma selayaknya patut kita contoh, karena sesi-sesi sebelum tidur seperti itu yang bisa jadi komunikasi yang baik antara orangtua dan anak. Tentang pengalaman mereka hari ini, tentang keluh kesah mereka, tentang keinginan dan harapan mereka dan dalam sesi ini, orang tua yang bisa juga dimanfaatkan oleh para orangtua untuk memberikan masukan untuk masalah anak-anak, keluh kesah anak-anak dan sekaligus memberikan nasehat kepada anak-anak. Dengan adanya komunikasi yang baik seperti ini, orangtua akan dengan mudah memantau perkembangan mereka langsung dari mulut-mulut mungil anak-anak. Serta mendidik mereka sesuai dengan potensi yang mereka miliki.
Lalu sesi mengulang hafalan surah atau muroja’ah. Bunda langsung memantau sampai dimana hafalan surah anak-anaknya. Tanpa harus guru disekolah atau ustadzah yang jadi wadah setoran hafalan mereka. Belajar dari pengalaman pada saat menjadi guru mengaji disalah satu Taman Pendidikan Al-Qur’an dikotaku, anak-anak itu lebih nyaman dan termotivasi menghafal surah dengan orangtuanya sendiri dibandingkan dengan guru ataupun ustadzah, karena mereka merasa orangtua lah yang tau bagaimana gaya belajar dan menghafal mereka. Rutinitas mengulang hafalan surah anak-anak dengan orangtua ini sangat positif. Dimana bisa dimanfaatkan orangtua untuk menanamkan kecintaan kepada Al-Qur’an sejak dini dan membentuk kepribadian yang Qur’ani.
Sesi yang terakhir mengenai doa-doa baru anak-anak setiap hari. Ah, membacanya saja sudah membuatku suka sama sesi ini. Dari doa-doa baru yang terlantun dari anak-anak ini bisa mengasah kepedulian mereka terhadap sesama, bisa merasakan kesulitan yang dialami orang lain lalu mendoakannya. Hal seperti ini membuat anak-anak mengerti bahwa doa itu adalah komunikasi terhebat kepada Allah untuk memohon pertolongan-Nya. Bahwa doa itu senjatanya orang mukmin. Dengan ‘doa baru’ mereka akan mengerti bantuan terhadap sesama tidak harus berupa barang berwujud, bantuan tidak harus jauh atau dekat, tapi dengan doa, mereka bisa membantu kapanpun, dimanapu tanpa harus terhalang apapun. Membuat mereka mengerti bahwa hanya Allah Sang Maha Pemberi Solusi untuk setiap masalah dan setiap kesulitan.
Membuat mereka paham bahwa Doa bisa mengubah takdir seseorang.
Pertanyaannya sekarang, bisakah aku menjadi madrasah, bunda yang teladan seperti bunda Asma untuk anak-anakku kelak?
Pertanyaannya sekarang, bisakah aku menjadi madrasah, bunda yang teladan seperti bunda Asma untuk anak-anakku kelak?